Minggu, 23 Maret 2014

Surat dari yang tercinta (5)

Aku benar-benar kaget setengah mati. kupikir Fandy sedang bermain futsal dilapangan. ternyata tidak, dia berada di dalam perpustakaan seorang diri. lalu, mengapa Fachri mengatakan bahwa Fandy ikut bermain dan dia menjadi kiper?
"Pak Arif memang memintaku untuk ikut hari ini, tetapi aku nggak bisa. Fokus sama pelajaran. kelas XII. kalau ikut, pasti akan banyak latihan." katanya seperti melupakan apa yang pernah dia lakukan untukku.
"Oh, bagus kalau gitu. apalagi, sekarang sudah kurang 2 minggu ya, Fan?"
"Iya."
didalam ruang perpustakaan, kami sama sekali tidak berkata apapun kecuali perbincangan singkat tadi. aku tak mungkin memulai pembicaraan duluan. namun, kubiarkan saja seperti ini, agar tak ada salah paham. bukankah, ruang perpustakaan untuk membaca? ya. aku tau itu.

***
Agung : Good night, Ilvi :)
jantungku berdetak elbih cepat dari biasanya. aku kaget setengah mati ketika membuka pesan pendek yang ternyata sendernya dari dia, Agung. aku tak percaya. sempat terpikir, bahwa salah satu teman Agung ada yang meminjam handphone-nya untuk mengerjaiku.
Ilvi : Hai! Good night, Agung.
ini benar-benar seperti mimpi, dia menghubungiku. aku benar-benar tidak percaya. tapi ada apa? apakah Daya memberitahu tentang perasaanku? tapi sepertinya tidak, aku mengenal Daya. tidak mungkin jika Daya melakukan hal itu padaku.
kini, hampir setiap hari Agung mengirimiku pesan-pesan tak penting dengan hashtag send all. namun akhirnya  berlanjut pada percakapan yang mengasyikkan. terkadang aku merasakan perhatiannya. meski hanya menanyakan kegiatan atau masalah perutku yang sudah terisi atau belum.

***
tak terasa. Besok sudah UN. aku benar-benar menyiapkan diri, mental, fisik, dan terutama materi pelajaran. aku ingin lulus dengan hasil maksimal, agar tidak mengecewakan kedua orangtuaku. Agung selalu hadir setiap malam untuk menyemangatiku. aku merasa lebih baik.
Agung : Besok hari pertama bahasa Indonesia. semangat belajar, ya! jangan peduli sama kunci jawaban yang dikasih sama temen-temen. percaya sama kemampuan kita.
Ilvi : terimakasih, Agung.
aku mengerjakan soal-soal UN degan antusias tinggi, bersemangat. ingin rasanya waktu cepat berlalu agar tak lagi pusing memikirkan ulangan beruntun tanpa henti.
Agung : Ilvi diterima dimana?
Ilvi : alhamdulillah, UGM. Agung dimana?
Agung : Alhamdulillah UI. tetap semangat ya, Ilvi.
aku mendapat nilai UN yang tinggi. ini karena Agung. kagum yang memberiku semangat berlebih untuk dapat menyetarakan posisi dengannya. aku yang awalnya malu dan tidak percaya diri untuk dekat dengannya, justru saat ini aku lah yang paling dekat dengannya.
dia yang menyemangatiku setiap malam, agar aku tak peduli dengan kunci-kunci yang beredar. agar aku selalu percaya dengan kemampuan yang kupunya. aku bangga. pantas saja guru-guru sangat menyayanginya. dia jujur. baik. dan aku sangat beruntung saat ini bisa dekat dengan dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar