Tidak A, tidak B, tidak C dan tidak
D. Terlalu mudah bagi para penyontek ulung mendapatkan nilai setinggi itu.
Terlalu mudah bagi para guru iba yang memberi nilai baik diatas itu. Dan
sangatlah kasihan pada mereka yang rajin tanpa absen dari segala macam buku
lalu dapat nilai tak sesuai.
Siang malam berkutat dengan buku,
mencari referensi tugas tak ber-perikemanusiaan. Tak ada toleransi. Inikah yang
disebut nilai? Segala hasil dari apapun yang mencakup semua dari sikap dan
perilaku. Kita yang dipermainkan nilai atau nilai yang mempermainkan kita? Sama
saja!
Selalu saja nilai menjadi tolak
ukur, selalu saja nilai menjadi cerminan diri bagi orang-orang tak mengerti.
Dan sekarang aku bertanya, apakah nilai itu?
Yang kutahu hanya nilai 10, 9, 8, 7,
6. Akh! Percuma saja. Itu sia-sia menata nilai.
Nilai-nilai palsu dan segala bukti
antah-berantah. Aku benci. Tak pernah lagi ada pertimbangan. Belajar dengan
baik namun sedikit dari pemahaman. Bagaimana jika semuanya tak ada yang
mengerti? Belajar mati-matian dengan tugas setumpuk-pun tak lebih dari angka 7
yang dimerahkan.
Tak pernah absen dan selalu bersikap
baikpun sepertinya juga tidak mungkin menambahkan. Lalu bagaimana? Kulihat para
tentara negeri mendapatkannya dengan mudah. Dengar! Ini bukan masalah otak!
Tuhan tidak menciptakan otak manusia sama meski memiliki fungsi sama untuk
berpikir.
Pasti saja dapat sindiran dan
pandangan rendah karena nilai. Untuk apa ada nilai jika akhirnya menjatuhkan?
Untuk apa kukerjakan berbagai macam tugas jika akhirnya hanya pilih-pilih?
Pintar bukan jaminan, begitu? Keberuntungankah? Hal yang seharusnya tak
kuketahui.
Aku heran. Darimana mereka menilai
beribu manusia jika tak mengujinya satu persatu? Bisa saja mereka menyiapkan
contekan atau bertanya pada teman dengan raut wajah memelas. Kurasa Tuhan tak
pernah melihat nilai, namun usaha. Sejauh mana usaha kita mendapatkan nilai
maksimal dengan usaha sendiri.
Tak usah lagi ada nilai-nilai
menyesatkan pikiran dengan ditebalkan tinta merah yang menyakitkan dua mata
sekaligus. Tak usah lagi ada sindiran-sindiran manis berbumbu pahit yang
diperparah. Karena sebenarnya, nilai tidak selalu imbang dengan usaha yang kita
lakukan. Tidak !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar