Kulihat
seorang anak laki-laki kecil, mungkin usianya sekitar 7 tahun. Pakaiannya
lusuh, tubuhnya kurus kering, kotor, seperti tak terurus. Dia didepan toko
mainan, melihat sesuatu mungkin yang ingin dia beli. Tak lama, anak laki-laki itu
berlari pergi, aku berusaha mengikuti sampai dirumahnya.
“Ibu, aku
ingin mobil-mobilan yang ada ditoko mainan pertigaan jalan itu, Bu.”
“Untuk apa?
Mimpi kamu ya beli mainan mahal itu? Tidak. Ibu tidak punya uang.” Bentak
seorang wanita setengah baya yang sama terlihat dekilnya dengan anak laki-laki
kecil itu, dari situ aku tahu, bahwa mereka adalah sepasang ibu dan anak.
Anak itu
lalu berlari,aku mengikutinya lagi. Dia berhenti di jalan buntu yang sepi, dia
duduk berjongkok sambil menutup matanya. Dia menangis. Aku ingin sekali
mendekatinya, tetapi sebelum kakiku melangkah dia berbicara pada alam.
“Kenapa aku
ngga bisa seperti anak-anak lain? Punya mainan banyak, bisa punya apa saja yang
mereka inginkan. Bisa punya baju bagus. Rumah bagus. Kenapa aku ngga bisa punya
semua itu? Kenapa?” teriaknya dalam hening.
Aku
memutuskan untuk diam saja, mengikuti anak itu dan mencari tahu apa yang akan
ia lakukan selanjutnya. Mungkin kalian kira, seperti tidak ada kerjaan lain
saja yang dapat ku lakukan. Tapi, ini lah tugasku sebagai jurnalis. Anak lelaki
kecil tadi meneruskan perjalanannya. Dia kembali mendatangi toko itu. Anehnya,
dia masuk melalui pintu belakang. Entah apa yang akan dia lakukan. Aku terus
mengamati anak itu.
Ketika
penjaga toko sedang sholat Dhuhur, anak kecil itu mengambil sebuah
mobil-mobilan berwarna biru dengan antena dibelakangnya. Dan dia lari untuk
menghindari penjaga toko. Astaghfirullah. Aku mengejar anak itu. Kusentuh
pundaknya, mengganggu dia yang sedang asyik bermain mainan curiannya itu.
“Nak.”
“Si..si..siapa
kamu?” dia gugup kaget.
“Tenang, aku
melihat apa yang kamu tadi lakukan. Kamu mau mainan ini?” tanyaku. Ia
mengangguk.
“Jangan
mencuri caranya, Nak. Lain kali kamu harus menabung untuk dapat mainan ini,
mencuri itu dosa. Sekarang, ayo ikut, kita bayar mainan yang kamu beli.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar