Sabtu, 24 Mei 2014

Bangga terselubung


Hampir dua tahun aku tak lagi bertemu denganmu. Kabarmu pun aku tak pernah tahu. Kesibukan juga selalu memberi jeda panjang antara jarak yang membentangkan kita. Terlalu lama aku jauh dalam kehidupanku sendiri sejak beranjak dari tempatku. Meninggalkan tempat tinggal, keluarga dan sahabat-sahabat terbaikku.
            Kehidupan kini mungkin sudah berubah. Waktu selalu berjalan dan mustahil untuk dihentikan. Aku menarik nafas panjang, mencari celah yang disembunyikan oleh sang Kuasa. Sebagaimana yang telah diisyaratkan bahwa kata hati adalah saran paling baik dari seribu saran terbaik. Mungkin aku belum mengerti bagaimana cara memahami hati, namun aku mencoba. Karena, aku tahu, ada surga setelahnya.
            2012 berlalu menjadi 21013 dan disusul oleh 2014. Waktu yang lama untuk tidak menemuimu. Satu dari sepuluh cerita itu kini masih tersimpan. Tentang semangat yang pernah berkobar hebat kala itu. Tentang semangat yang tak pernah padam saat tiba-tiba kau hadir menemuiku dan menyampaikan sedikit pesanmu untukku tanpa perantara. Mendorongku menjadi lebih baik. Dan kau selalu berkata bahwa ini bukan ilusi semata atau sebuah fatamorgana.
            “Mari, kita bersama-sama menuju kesuksesan. Aku tahu, tak ada yang lebih hebat dari dua semangat yang disatukan.”
            Itu katamu yang tak pernah kulupa. Aku juga tak bisa berhenti menuliskan cerita-cerita dulu yang lebih indah dari hari ini. Terlalu indah untuk dilupakan. Dan mungkin bila aku dapat memohon, aku tak ingin berada dihari ini, ditempat ini, disini, aku benar-benar tak mau. Aku ingin tetap disana, mengejar mimpi-mimpi bersamamu. Aku ingin tetap disana, karena disana adalah tempat yang lebih baik dari segala tempat paling baik disini. Teringat saat kita berjuang bersama-sama membawa nama sekolah meski akhirnya kau yang selalu jadi pemenangnya. Pulang membawa melebihi satu piala.
            Ingatkah kau? Pagi dulu, hampir dua kali di setiap bulan dihari minggu kita selalu bersama menuju tempat perang dimana kita harus mempertanggungjawabkan amanat sekolah. Kau tak pernah putus asa. Kau selalu terlihat sumringah meski awan cerah ditutupi mendunng kelabu. Kau......hebat. Di pagi itu dalam perjalanan, kau tak pernah absen membolak-balik kertas, disaat teman-teman yang lain merileks-kan hati dengan mendengarkan lagu favorit kita, Avril Lavigne. Sesekali kau ikut bersenandung. Aku mengamatinya.
            Lalu kita sampai dengan selamat, meminta nomor peserta pada panitia. Memulai perang dengan sahabat setia ditangan, tekad yang kuat dan restu dari orangtua. Kau juga selalu satu ruangan denganku, tanpa direncanakan. Dan nasi yang dibungkus kertas minyak cokelat itu turut menjadi saksi perjuangan kita diteras sekolah lain saat menunggu pengumuman hasil perjuangan kita. Hingga saat yang ditunggu tiba. Kau dinobatkan menjadi yang terbaik,  yang pertama dari ribuan peserta. Maka, setiap senin-nya kau akan dipanggil ke mimbar sekolah saat akhir upacara atas keberhasilanmu.
            Sahabat. Kini jarak terbentang jauh antara kita. Kau disana aku disini, tak pernah lagi aku mendengar tentangmu. Menghubungimu pun aku malu. Aku tak lagi bisa disetarakan denganmu meski aku tahu kau tak akan pernah melihat dari segi itu. Mungkin aku bisa dikatakan berubah. Semangatku tak berkobar seperti dulu. Pengaruh alam dan lingkungan bahkan tanpamu menjadi faktornya.
            Belakangan, aku kembali menemukanmu. Meski tak sempat tegur sapa dijejaring sosial yang kutemukan pagi tadi. Aku membaca ucapan “selamat”  dari salah satu temanmu yang menyatakan kau menjadi pemenang dari sebuah lomba ternama dikota kita. Kau tetap tak berubah, masih seorang sahabat seperti dulu. Yang hebat, yang selalu menjadi yang pertama. Diam-diam aku bangga padamu, pada semua prestasi-prestasi yang telah kau ciptakan.
            Kini, aku menyusun strategi. Berusaha menyeimbangkan posisiku agar dapat sejajar denganmu lagi. Agar aku tak malu bila berada kembali didekatmu. Semangatmu sahabat, menjadi semangatku yang mulai hari ini tak akan kupadamkan. Mari kita buktikan dan tepati janji yang pernah kita ucapkan dahulu, untuk berada ditangga kesuksesan bersama-sama. Dan selamat, untuk semua prestasimu. Aku disini mendoakanmu, dari jauh, dari hati, dengan cinta, dengan bangga yang terselubung.
                                                                        Untuk seorang sahabat di Pamekasan, Madura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar