Sabtu, 31 Mei 2014

You Give Me Something

"Jadi, kalau aljabar seperti ini memang harus dipindah ruas. Kalau yang ini harus menggunakan substitusi dengan persamaan 1 atau persamaan 2."
Bimbel. Kali ini, bimbel hari terakhir. setelah itu minggu depan aku akan mengikuti UN. Di kelas XII ini memang sangat merepotkan, harus ini itu, harus begini dan begitu. semua harus diselesaikan secepatnya.
Handphone yang sedaritadi kuletakkan disamping buku Matematika ku, layarnya kini menampilkan sebuah pesan singkat. dari Kak Ryan. Seorang teman yang papasan tanpa sengaja di lorong waktu. tanpa memperdulikan tentor yang sedang berceloteh hangat mengenai rumus cepat, aku membuka isi pesannya.

Sender : Kak Ryan


You only stay with me in the morningYou only hold me when i sleepI was meant to tread the waterBut now I've gotten in too deepFor every piece of me that wants youAnother piece backs awayYou give me somethingThat makes me scared alrightThis could be nothingBut I'm willing to give it a tryPlease give me somethingBecause someday I might know my heartYou only waited up for hoursJust to spend a little time alone with meAnd I can say I've never bought you flowersI can't work out what they meanI never thought that I'd love someoneThat was someone else's dreamYou give me somethingThat makes me scared alrightThis could be nothingBut I'm willing to give it a tryPlease give me somethingBecause someday I might call you from my heartBut it might be a second too lateAnd the words that I could never sayAre gonna come out anywayYou give me somethingThat makes me scared alrightThis could be nothingBut I'm willing to give it a tryPlease give me somethingYou give me somethingThat makes me scared alrightThis could be nothingBut I'm willing to give it a tryPlease give me somethingBecause someday I might know my heartKnow my heart, know my heart, know my heart
Akh! apa-apaan ini? untuk apa dia mengirimiku lagu dari James Morrison?

Sent : Kak Ryan
Iya?

Sender : Kak Ryan
Will you marry me? 

Sent : Kak Ryan
Uhuh? What do you mean?

Sudah. tidak ada balasan. Akh yasudah. aku benar-benar tak mengerti. ada apa sebenarnya. kubaca lagi pesan singkat darinya 2 hari lalu.

Sender : Kak Ryan
Oke, nanti kalau kamu kuliah, aku kerja. Kita pacaran ya?

Sender : Kak Ryan
Iya enggak gitu, Princess. Kamu tetap harus jadi apa adanya kamu.

dua sms yang cukup membuatku melayang. aku tak pernah menganggap ini suatu hal yang serius. 

Kak Anggi : Bey, ya? Ehm, ingat aku?
Bey : Ya kak, ini aku. Kak Anggi? Ingat, Sahabat kak Ryan?
Kak Anggi : Yes, i'm. Uhm, bisa kuceritakan sesuatu? Tapi takut mengganggu waktu belajarmu. Minggu depan UN, right?
Bey : Iya. tapi, engga papa. ceritakan saja kak.
Kak Anggi : Beberapa hari lalu, aku bertengkar hebat dengan Ryan. Masalah sepele. Aku tidak mengerti, dimana letak kesalahan fatalku? Dia menganggap aku berlebihan mencemburui kedekatan kalian.
Bey : Lalu?
Kak Anggi : Dia menyukaimu, lebih dari apapun. 

Deg! aku menutup telefon dalam genggamanku ini. Cerita macam apa lagi ini? Kebohongan macam apalagi? Kemarin dia mengatakan Pacaran apalah itu, lalu menyebutku princess dan mengirim sebuah lirik lagu James Morrison, dan..........banyak lagi hal lainnya. Dan barusan sahabatnya mengatakan hal benar-benar tidak ingin kudengarkan. Tapi, jika memang benar. Kenapa akhirnya dia justru menjauhiku?



**************************
Kak, aku benar-benar tidak mengerti sama sekali. dimana letak salahku? hingga akhirnya kau menjauhiku? aku tidak mengharapkan suatu hal yang spesial darimu, Kak? berteman denganmu saja sudah lebih dari cukup.
Dulu, tak ada jeda antara kita.
aku selalu kegirangan ketika ada namamu di layar handphoneku. berharap kau akan mendongengkanku tentang teman-temanmu.
Kau juga yang selalu menasehatiku berbagai macam hal tentang agama. 
Lalu sekarang?
Jika aku membuat salah yang sekiranya membekas dalam hatimu, maafkan.
Aku tak pernah bisa berubah menjadi lebih baik jika kau tak pernah katakan ada dimana salahku?
Katakan. agar aku tak bimbang.
Di akun sosial media mana saja, kau juga telah menghapusku dari pertemananmu.
Apa yang salah, kak? apa?


Untuk seorang kakak

Kamis, 29 Mei 2014

DATA PROTESKU

"Kalau di luar negeri itu, misalnya kita punya kemampuan di Matematika tetapi kelemahan kita di Fisika. yang dikursuskan atau dibimbelkan yang mana? Ya benar! yang Matematika. sehingga orang luar negeri sangat profesional dibidangnya masing-masing. sangat berbeda dan berlawanan dengan Indonesia. setiap anak dituntut untuk mahir dalam segala bidang." Kutipan dari sebuah artikel terpercaya.

Benar! Kataku dalam hati.
Aku saja semakin tak mengerti dengan Indonesia dan semua WARGANYA. Bayangkan saja, semua peserta didik diminta bisa dalam segala bidang. Nilai harus diatas rata-rata, NILAI HARUS BAIK. NILAI HARUS DAPAT SEMBILAN. NILAI HARUS BAGUS. NILAI HARUS................BLABLABLA. apa-apaan itu?
taukah kalian semua bahwa nilai itu bukan untuk mengukur kemampuan seseorang? BUKAN!!! nilai bukan cerminan diri.
MENGAPA SELALU NILAI YANG DISALAHKAN?
tak pernah kah kalian berpikir? nilai hanya semata-mata sebuah angka.
bisa saja, seorang guru memberikannya karena iba atau karena faktor lainnya.
bisa saja, Si A menyontek kepada B sehingga membuat nilai B lebih baik daripada A. BISA SAJA BUKAN? BISAAAAA!!! SANGAT BISA!!!
maka, untuk apa selalu nilai yang diutamakan?
bukankah Tuhan tak pernah melihat hasil? tetapi usaha?
kenapa kesuksesan selalu dilihat dari kekayaan? bukan hati.
BULSHIT!!!
negara apa ini?
ingin negara maju? apakah kalian ingin negara ini maju?
apakah bisa maju jika peserta didik dipaksa terus menerus seperti itu? dijatuhkan mentalnya karena sindiran sinis hanya demi sebuah NILAI?
TIDAK AKAN BISA!!! negara ini tidak akan pernah bisa maju. TIDAK AKAN PERNAH!
tapi, jika kita bisa berubah. maka, otomatis, negara ini akan berubah pula.
MASA DEPAN BANGSA ADA DI TANGAN PUTRA PUTRI BANGSA, JADI, MARILAH KITA UBAH NEGARA KITA MENJADI LEBIH BAIK. AWALI DENGAN MEMPERLAKUKAN ANAK BANGSA KITA DENGAN BAIK PULA.
DAN JANGAN JADIKAN NILAI SEBAGAI PATOKAN KITA. KARENA APA? SETIAP ANAK MEMILIKI KEMAMPUAN, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING-MASING!!!!

Rabu, 28 Mei 2014

Haruskah Ku Mati

Bagaimana mestinya...Membuatmu jatuh hati kepadakuTlah kutulis kan sejuta puisiMeyakinkanmu membalas cintaku
Haruskah ku mati karena muTerkubur dalam kesedihan sepanjang waktuHaruskah kurelakan hidupkuHanya demi cinta yg mungkin bisa membunuh kuHentikan denyut nadi jantung kuTanpa kautau betapa suci hatikuUntuk memiliki mu
Adakah keikhasanDalam palung jiwamu mengetukkuAjarkan mu bahasa perasaanHingga hatimu tak lagi membeku
Haruskah ku mati karena muTerkubur dalam kesedihan sepanjang waktuHaruskah kurelakan hidupkuHanya demi cinta yg mungkin bisa membunuh kuHentikan denyut nadi jantung kuTanpa kau tau betapa suci hatikuUntuk memiliki mu
Tiadakah ruang di hatimu untukkuYang mungkin bisa ‘tuk kusinggahiHanya sekedar penyejuk disaat ku layuKu tlah menantimu hingga akhir masa
Untukmu, pemuja alam.Apakah lirik itu cerita hidupmu yang belum kau selesaikan?jadi siapakah kau didalamnya?kudengar, kau ceritakanku tentang sebuah kisah.bolehkah jika kau membagi ceritamu disini? dilembar ini?baiklah.............
***"Kurasa, aku mengaguminya, Fe." Ucapmu sumringah."Oh ya? aku setuju. kau dan dia sama baiknya. lebih bagus jika kalian bersatu." tanggapku.Lalu, kau diam. menunduk sembari memainkan jemarimu terkadang disela tatapan mataku yang terus tertuju padamu. Aku benar-benar tak mengerti apa yang kau pikirkan, tapi aku tau kau sedang memikirkan dia yang kau cipta dan kau reka namun nyata dalam hidup."Me? Kenapa?" Tanyaku memberanikan diri.Kau tetap diam, menunduk tanpa menatapku seperti biasa. kuambil tanganmu agar menjadi satu dalam genggamanku. kau meyakinkanku bahwa kau tak apa dengan senyummu yang kurasa pahit kala itu."Aku benar-benar ingin jujur padamu, Fe." Sahutmu pelan."Ya, silahkan, Me."Kau diam kembali. aku tahu kau sedang mengatur nafas atau menyiapkan kata yang kutahu akan kau lahirkan dari rahim bibirmu itu."Rasaku lebih dari kagum, Fe. sangat lebih. aku mencintainya. melebihi apapun. melebihi siapapun kecuali Tuhan dan kedua orangtua serta keluargaku." Kau masih saja sempat bercanda disuasana serius seperti ini."Aku mengerti, lalu?" tanyaku "lagi""Aku takut, jika rasa ini hanya aku saja yang merasakan. Entah memang dia yang memberiku sebuah harapan ataukah aku yang terlalu berharap banyak padanya, Fe.""Boleh aku tahu, Me? sejak kapan kau simpan rasa indahmu itu?""Sangat lama, Fe. sudah 3 tahun. dia tak pernah tahu. karena aku selalu menutupinya dengan mengatakan bahwa aku menyukai sosok yang lain. aku menyesal katakan itu, Fe. dia juga pernah memergokiku memasang display picture dengan salah satu teman lelakiku. aku takut dia tak akan lagi tertarik padaku. perasaan ini terlalu dalam, Fe." Ucapmu dengan anak sungai dipipimu. aku berusaha menenangkanmu."Silahkan lagi ceritakan, Me. agar kau tenang." Aku memintamu."Dia selalu baik, Fe. membantuku kapanpun. dia juga mau menjadi teman malamku saat aku bosan. dia mau berbagi ceritanya dan mau mendengar semua cerita-ceritaku. meski terkadang, aku mencipta kisah yang sesungguhnya hanya minim menjadi maksimal. ini semua agar dia tertarik dan selalu ingin tahu tentang kelanjutan cerita yang kukisahkan, Fe." kau diam, mengambil nafas sejenak."Bagaimana menurutmu? Seseorang yang kau suka bahkan lebih sangat care dan perhatian padamu? Fe, dulu. awal aku dekat dengannya, dia sangat perhatian. apapun dia lakukan. perhatiannya nyata, Fe. Setiap pagi dan malam dia tak pernah absen mengirimiku ucapan indah untuk menyemangatiku dan mengantar tidurku. saat aku sakit-pun dia menjadi yang paling khawatir meski hanya dia utarakan melalui pesan singkat, karena saat itu dia memang sedang sibuk sekali. tapi aku bahagia, Fe. rasanya aku ingin sakit terus saja, agar dia selalu ada untuk memberikan semuanya untukku." Lanjutmu."Me. sedalam itukah perasaanmu padanya?" tanyaku."Lebih, Fe. 3 tahun kusimpan rasa ini tanpa sepengetahuannya dan tanpa sepengetahuan teman-temanku kecuali kamu, Fe. Coba pikirkan, jika kau menjadi seorang lelaki, apakah kau mau jika dipaksa menghubungiku disaat kumeminta kau memberitahuku dimana posisimu atau kapan kau akan kembali? atau apakah kau mau menceritakan suatu hal kepadaku panjang dan lebar? lalu apa kau pikir disaat aku ingin mengakhiri percakapan kita tetapi kau masih sempatkan untuk memberitahu kabarmu disaat kau sedang sangat sibuk "sekali" Fe? Kau tahu? saat aku ceritakan ini, ada sesak yang mendalam, Fe. ketakutan itu datang lagi. aku kembali takut jika dia benar-benar tidak berpihak akan rasaku ini. semua akan sia-sia, Fe. aku takut." Kau berlari kedalam pelukanku.Aku ingat setelah itu kau maju ke atas panggung, dan menyanyikan lagu "Haruskah Ku Mati" dari Ada Band saat acara ulangtahun teman kita saat itu, Me. ada dia disana, dan aku berharap lagu yang kau nyanyikan bisa menyadarkannya bahwa kau menunggunya. kau sempat berkata padaku, kau akan lakukan apa saja agar hatimu tak sakit lagi. kukatakan "aku mengerti" meski sebenarnya aku tak sepenuhnya mengerti, Me.kau adalah sahabat terbaikku, Me. aku akan ikut merasakan sakit jika kau rasakan itu. sampai saat ini aku selalu berdoa dan berharap, semoga dia, cintamu itu. benar-benar yang terbaik untukmu, dia sungguh-sungguh akan perhatiannya yang dulu meski berbeda saat ini. aku yakin dia juga mencintaimu, Me.
Untuk Seorang sahabat yang menyimpan cerita terpendamnya;)))))))))

Senin, 26 Mei 2014

Selamat Pagi;")

Selamat Pagi untukmu, untuk dunia, untuk kesuksesanmu dan kesuksesanku. Ohya, Selamat Pagi juga untuk Indonesia dan calon Presiden baruku. Semoga berkampanye dengan sehat tanpa ada yang saling menjatuhkan.
Baiklah, Untukmu......
Banyak sekali yang ingin kuceritakan, asal kau tahu.
berapa tahun lamanya aku meruang di jantung dan nadimu? tak terhitung waktu bukan?
dan kau memang tak pernah tahu sejak kapan aku sudah berada disana tanpa seizinmu.
Awalnya, kurasa kau juga demikian. memilih masuk melalui pori-poriku yang kecil dan ternyata tak muat untuk kau masuki.
Suatu saat nanti, aku ingin menceritakanmu dari awal. tanpa diganggu.
Bagaimana ceritanya aku bisa ada disana, masuk tanpa seizinmu seperti kau masuk ke ruangan rahasiaku.
tapi nanti, tidak sekarang. karena aku akan selesaikan perjanjianku dengan yang lainnya dulu.
agar tak ada kecewa atau apapun yang mendarat dipikiran mereka.
untuk menunggu waktu, maukah kau sibukkan dulu drimu?
penuhi panggilan-panggilan alam yang memintamu untuk terbang memenuhi maunya?
sebentar saja, tapi tolong. bila sudah selesai, cepat pulang.
aku tahu dan kau tahu kemana kita harus pulang.
jangan lama-lama, karena aku khawatir waktu yang lama akan memudarkanku dipikiranmu.
dan aku tak mau ada hal itu.

Lalu, untuk negeriku, Indonesiaku......
Karena Indonesia aku bertemu dengannya, seseorang yang kuceritakan diatas itu.
Terimakasih ucapku dahulu.
Ohya, bulan depan sudah pemilihan presiden bukan?
bagaimana para calon presidenku?
sudah siap memimpin bangsa?
dengan tentram? tanpa mengeluh ya pastinya.
jika kau hanya mengejar jabatan tanpa mementingkan nurani rakyat, Indonesia tetap saja seperti ini. akan diam saja.
tak akan bergerak ke kanan atau kekiri.bergeser satu senti meter saja rasanya tak mungkin.
tak maju namun semakin mundur.
itulah jika kau hanya inginkan jabatan.
jadi tolong, Presidenku.
aku tak butuh janji-janji demokrasimu saat kampanye.
kami butuh keadilan dan penuhi janji-janji yang akan kami anggap janji palsu itu nanti.
kami memilihmu karena kami mempercayaimu.
kami memilihmu karena kami yakin akan kemampuanmu.
tak ada alasan lain, hanya itu. jadi, apakah kau masih ingin menghianati kami?
doa-doa tiap malam selalu kami panjatkan untuk Indonesiaku.
selalu dan tak akan pernah berhenti;)))))))))))))

mimpi yang terbeli



            Kulihat seorang anak laki-laki kecil, mungkin usianya sekitar 7 tahun. Pakaiannya lusuh, tubuhnya kurus kering, kotor, seperti tak terurus. Dia didepan toko mainan, melihat sesuatu mungkin yang ingin dia beli. Tak lama, anak laki-laki itu berlari pergi, aku berusaha mengikuti sampai dirumahnya.
            “Ibu, aku ingin mobil-mobilan yang ada ditoko mainan pertigaan jalan itu, Bu.”
            “Untuk apa? Mimpi kamu ya beli mainan mahal itu? Tidak. Ibu tidak punya uang.” Bentak seorang wanita setengah baya yang sama terlihat dekilnya dengan anak laki-laki kecil itu, dari situ aku tahu, bahwa mereka adalah sepasang ibu dan anak.
            Anak itu lalu berlari,aku mengikutinya lagi. Dia berhenti di jalan buntu yang sepi, dia duduk berjongkok sambil menutup matanya. Dia menangis. Aku ingin sekali mendekatinya, tetapi sebelum kakiku melangkah dia berbicara pada alam.
            “Kenapa aku ngga bisa seperti anak-anak lain? Punya mainan banyak, bisa punya apa saja yang mereka inginkan. Bisa punya baju bagus. Rumah bagus. Kenapa aku ngga bisa punya semua itu? Kenapa?” teriaknya dalam hening.
            Aku memutuskan untuk diam saja, mengikuti anak itu dan mencari tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Mungkin kalian kira, seperti tidak ada kerjaan lain saja yang dapat ku lakukan. Tapi, ini lah tugasku sebagai jurnalis. Anak lelaki kecil tadi meneruskan perjalanannya. Dia kembali mendatangi toko itu. Anehnya, dia masuk melalui pintu belakang. Entah apa yang akan dia lakukan. Aku terus mengamati anak itu.
            Ketika penjaga toko sedang sholat Dhuhur, anak kecil itu mengambil sebuah mobil-mobilan berwarna biru dengan antena dibelakangnya. Dan dia lari untuk menghindari penjaga toko. Astaghfirullah. Aku mengejar anak itu. Kusentuh pundaknya, mengganggu dia yang sedang asyik bermain mainan curiannya itu.
            “Nak.”
            “Si..si..siapa kamu?” dia gugup kaget.
            “Tenang, aku melihat apa yang kamu tadi lakukan. Kamu mau mainan ini?” tanyaku. Ia mengangguk.
            “Jangan mencuri caranya, Nak. Lain kali kamu harus menabung untuk dapat mainan ini, mencuri itu dosa. Sekarang, ayo ikut, kita bayar mainan yang kamu beli.”
            Anak lelaki itu kembali mengangguk. Kini giliran dia yang mengikuti. Dia juga tersenyum senang. Akh! Wajah polos. Tetapi sudah berani mencuri. Mimpi yang terbeli. Yang seharusnya tidak seperti ini.  

Minggu, 25 Mei 2014

Nilai



            Tidak A, tidak B, tidak C dan tidak D. Terlalu mudah bagi para penyontek ulung mendapatkan nilai setinggi itu. Terlalu mudah bagi para guru iba yang memberi nilai baik diatas itu. Dan sangatlah kasihan pada mereka yang rajin tanpa absen dari segala macam buku lalu dapat nilai tak sesuai.
            Siang malam berkutat dengan buku, mencari referensi tugas tak ber-perikemanusiaan. Tak ada toleransi. Inikah yang disebut nilai? Segala hasil dari apapun yang mencakup semua dari sikap dan perilaku. Kita yang dipermainkan nilai atau nilai yang mempermainkan kita? Sama saja!
            Selalu saja nilai menjadi tolak ukur, selalu saja nilai menjadi cerminan diri bagi orang-orang tak mengerti. Dan sekarang aku bertanya, apakah nilai itu?
            Yang kutahu hanya nilai 10, 9, 8, 7, 6. Akh! Percuma saja. Itu sia-sia menata nilai.
            Nilai-nilai palsu dan segala bukti antah-berantah. Aku benci. Tak pernah lagi ada pertimbangan. Belajar dengan baik namun sedikit dari pemahaman. Bagaimana jika semuanya tak ada yang mengerti? Belajar mati-matian dengan tugas setumpuk-pun tak lebih dari angka 7 yang dimerahkan.
            Tak pernah absen dan selalu bersikap baikpun sepertinya juga tidak mungkin menambahkan. Lalu bagaimana? Kulihat para tentara negeri mendapatkannya dengan mudah. Dengar! Ini bukan masalah otak! Tuhan tidak menciptakan otak manusia sama meski memiliki fungsi sama untuk berpikir.
            Pasti saja dapat sindiran dan pandangan rendah karena nilai. Untuk apa ada nilai jika akhirnya menjatuhkan? Untuk apa kukerjakan berbagai macam tugas jika akhirnya hanya pilih-pilih? Pintar bukan jaminan, begitu? Keberuntungankah? Hal yang seharusnya tak kuketahui.
            Aku heran. Darimana mereka menilai beribu manusia jika tak mengujinya satu persatu? Bisa saja mereka menyiapkan contekan atau bertanya pada teman dengan raut wajah memelas. Kurasa Tuhan tak pernah melihat nilai, namun usaha. Sejauh mana usaha kita mendapatkan nilai maksimal dengan usaha sendiri.
            Tak usah lagi ada nilai-nilai menyesatkan pikiran dengan ditebalkan tinta merah yang menyakitkan dua mata sekaligus. Tak usah lagi ada sindiran-sindiran manis berbumbu pahit yang diperparah. Karena sebenarnya, nilai tidak selalu imbang dengan usaha yang kita lakukan. Tidak !!

bcs you my inspiration;')))))))))))))

Entah....
sudah beberapa kali kusebut-sebut sebagai jalan dari ceritaku.
awal, tengah, akhir. memang tak ada jedanya. semuanya berurutan.
ketika aku sedang dalam prahara yang kusesali itu kau menyalakan sebuah semangat yang sempat padam.
ingat?
kutulis ini bukan sebagai puisi atau sebuah cerita yang hanya kuedit dengan kiasan yang semestinya.
tidak!
aku menulisnya dengan apa adanya bahasaku. lelah terkadang berputar mencari kata yang indah untuk mendeskripsikan suatu wacana.
siapa yang akan membacanya?
TIDAK ADA!!!!!!!!
kembali lagi......
bagaiman aku dapatkan kejayaanku jika tanpa kau dibelakangku? oh salah, kau disampingku.
sampai saat ini dan tak akan pernah berakhir.
begitu bangganya ketika kuceritakan secara detail tentangmu padanya.
coba pahami semuanya.
coba lihat dan rasakan satu persatu.
semuanya berisi tentangmu, karena kau inspirasi yang tak akan mungkin pernah tergantikan;)))))))))

Sabtu, 24 Mei 2014

Bangga terselubung


Hampir dua tahun aku tak lagi bertemu denganmu. Kabarmu pun aku tak pernah tahu. Kesibukan juga selalu memberi jeda panjang antara jarak yang membentangkan kita. Terlalu lama aku jauh dalam kehidupanku sendiri sejak beranjak dari tempatku. Meninggalkan tempat tinggal, keluarga dan sahabat-sahabat terbaikku.
            Kehidupan kini mungkin sudah berubah. Waktu selalu berjalan dan mustahil untuk dihentikan. Aku menarik nafas panjang, mencari celah yang disembunyikan oleh sang Kuasa. Sebagaimana yang telah diisyaratkan bahwa kata hati adalah saran paling baik dari seribu saran terbaik. Mungkin aku belum mengerti bagaimana cara memahami hati, namun aku mencoba. Karena, aku tahu, ada surga setelahnya.
            2012 berlalu menjadi 21013 dan disusul oleh 2014. Waktu yang lama untuk tidak menemuimu. Satu dari sepuluh cerita itu kini masih tersimpan. Tentang semangat yang pernah berkobar hebat kala itu. Tentang semangat yang tak pernah padam saat tiba-tiba kau hadir menemuiku dan menyampaikan sedikit pesanmu untukku tanpa perantara. Mendorongku menjadi lebih baik. Dan kau selalu berkata bahwa ini bukan ilusi semata atau sebuah fatamorgana.
            “Mari, kita bersama-sama menuju kesuksesan. Aku tahu, tak ada yang lebih hebat dari dua semangat yang disatukan.”
            Itu katamu yang tak pernah kulupa. Aku juga tak bisa berhenti menuliskan cerita-cerita dulu yang lebih indah dari hari ini. Terlalu indah untuk dilupakan. Dan mungkin bila aku dapat memohon, aku tak ingin berada dihari ini, ditempat ini, disini, aku benar-benar tak mau. Aku ingin tetap disana, mengejar mimpi-mimpi bersamamu. Aku ingin tetap disana, karena disana adalah tempat yang lebih baik dari segala tempat paling baik disini. Teringat saat kita berjuang bersama-sama membawa nama sekolah meski akhirnya kau yang selalu jadi pemenangnya. Pulang membawa melebihi satu piala.
            Ingatkah kau? Pagi dulu, hampir dua kali di setiap bulan dihari minggu kita selalu bersama menuju tempat perang dimana kita harus mempertanggungjawabkan amanat sekolah. Kau tak pernah putus asa. Kau selalu terlihat sumringah meski awan cerah ditutupi mendunng kelabu. Kau......hebat. Di pagi itu dalam perjalanan, kau tak pernah absen membolak-balik kertas, disaat teman-teman yang lain merileks-kan hati dengan mendengarkan lagu favorit kita, Avril Lavigne. Sesekali kau ikut bersenandung. Aku mengamatinya.
            Lalu kita sampai dengan selamat, meminta nomor peserta pada panitia. Memulai perang dengan sahabat setia ditangan, tekad yang kuat dan restu dari orangtua. Kau juga selalu satu ruangan denganku, tanpa direncanakan. Dan nasi yang dibungkus kertas minyak cokelat itu turut menjadi saksi perjuangan kita diteras sekolah lain saat menunggu pengumuman hasil perjuangan kita. Hingga saat yang ditunggu tiba. Kau dinobatkan menjadi yang terbaik,  yang pertama dari ribuan peserta. Maka, setiap senin-nya kau akan dipanggil ke mimbar sekolah saat akhir upacara atas keberhasilanmu.
            Sahabat. Kini jarak terbentang jauh antara kita. Kau disana aku disini, tak pernah lagi aku mendengar tentangmu. Menghubungimu pun aku malu. Aku tak lagi bisa disetarakan denganmu meski aku tahu kau tak akan pernah melihat dari segi itu. Mungkin aku bisa dikatakan berubah. Semangatku tak berkobar seperti dulu. Pengaruh alam dan lingkungan bahkan tanpamu menjadi faktornya.
            Belakangan, aku kembali menemukanmu. Meski tak sempat tegur sapa dijejaring sosial yang kutemukan pagi tadi. Aku membaca ucapan “selamat”  dari salah satu temanmu yang menyatakan kau menjadi pemenang dari sebuah lomba ternama dikota kita. Kau tetap tak berubah, masih seorang sahabat seperti dulu. Yang hebat, yang selalu menjadi yang pertama. Diam-diam aku bangga padamu, pada semua prestasi-prestasi yang telah kau ciptakan.
            Kini, aku menyusun strategi. Berusaha menyeimbangkan posisiku agar dapat sejajar denganmu lagi. Agar aku tak malu bila berada kembali didekatmu. Semangatmu sahabat, menjadi semangatku yang mulai hari ini tak akan kupadamkan. Mari kita buktikan dan tepati janji yang pernah kita ucapkan dahulu, untuk berada ditangga kesuksesan bersama-sama. Dan selamat, untuk semua prestasimu. Aku disini mendoakanmu, dari jauh, dari hati, dengan cinta, dengan bangga yang terselubung.
                                                                        Untuk seorang sahabat di Pamekasan, Madura.

Jumat, 23 Mei 2014

SCARED

Coba buka album yang sempat kita ciptakan bersama.
Pergi dengan keceriaan tak terpendam.
Dimana tak ada yang satu atau dua bahkan tiga. Hanya ada satu dua dan tiga yang menyatu.
Mengerti?
Iya. Benar.
Lihat kembali!
Ketika disana ada cerminan diri yang tak terbiasa.
Hari yang mungkin tak akan kita dapat kembali.
Kalaupun bisa, kuyakin tak akan seindah hari itu.
Saat kau berputar-putar menelusuri jalanan yang berakhir pada tulisan dan cernaan kata semata.
dan itu terlalu indah.
Tapi, aku takut.
Jika kita telah selesai menjadi satu.
Angka, ganjil atau genap itu akan tersusun kembali.
Dimana sudah tidak ada lagi kata satu yang menyatukan.
Itu susah.
bagaimana jika kutitipkan seperangkat kenangan kita?
Mau?
Ini, kuserahkan.
Putar saja jika kau rindu.
Ceritakan pada buah hatimu kelak bahwa kita pernah menjadi satu.
Maka, ketakutan itu akan berangsur hilang kemudian.

Rabu, 21 Mei 2014

ur secret admire

HAHAHA!
ayo tertawa keras-keras. lebih nyaring lagi?
sepertinya semua rahasia ini hanya bernama rahasia.
tak ada arti kata yang mendalam.
coba bayangkan? bagaimana dikatakan rahasia sedangkan kau mengetahui semuanya.
TAK PEDULI.
lalu mengapa?
tak lebih dan tak kurang aku memberi jumlah zat yang tepat.
netral. tak seperti asam yang pH-nya kurang dari 7 ataupun basa yang pH-nya lebih dari 7.
netral. aku juga bukan benalu sebagai parasit.
aku juga tak merasa ini adalah simbiosis mutualisme, bahkan tak dapat dikatakan mutualisme.
iya, bukan?
berapa kali kau satu-kan angka-angka berserakan tak beraturan?
EH?
berapa kali pula aku meniupkan roh disetiap kata yang kutuliskan?
sepanjang aku mengenalmu.
kurasa demikian.
akh sudahlah. percuma saja. sekarang semua berantakan.
YA! AKU SALAH!
harusnya tak kulakukan, bukan?
biarlah.
kau juga tak akan mati karena overdosis.
kau juga tak kuberi narkotika agar dapat tercandu, entah candu apa itu.
apa adanya.
kau ya. aku ya. kau tidak. aku tidak.
selesai.
kau tak suka?
MENJAUH! PERGI!
tapi, aku tetap bangga.
aku bangga jika aku tak pernah berhenti menapakkan kaki disana.
ya, aku tahu kau mengerti maksudku disana.
HAHAHAHA!
kau membuatku tertawa sekali lagi.
menyalakan saraf-saraf tidur yang kau suntikkan malam tadi.
sudah?
aku ingin istirahat.
hari menjelang pagi.
bangunkan aku tepat pukul 5. tidak kurang tidak lebih.
aku akan kembali, pada dunia nyataku.
bukan mimpi.
INGAT!!!!!

ALL OF ME (not lyrics)

bukan tanpa alasan, tanpa sebab atau karena yang pasti.
mungkin aku, kau atau siapapun tak akan ada yang mengerti.
mengapa?
bukan karena sebuah lagu atau berbait-bait puisi kulagukan.
mungkin aku, kau atau siapapun tak akan ada yang mengerti.
mengapa?
langkah yang sempat terpijak dalam ruang gelap bahkan tak meninggalkan sisa.
mengapa begitu?
apa saja yang kutemui ketika berpapasan menurut macam-macam percikan hentak dahsyat itu?
KAU saja tak mungkin mengerti.
YA. KAU SAJA TAK MUNGKIN MENGERTI.
bahkan mungkin hatiku tak bisa memahaminya.
entahlah.
yang jelas, aku menaruh sebagian hati untuk kau letakkan, untuk kau simpan.
jika kau berkeberatan, silahkan kembalikan.
jangan buang atau lempar.
cukup kau panggil aku untuk mengembalikannya.
namun, jika kau tak mau menemuiku.
sempatkan untuk meletakkannya dalam kotak kecil yang telah kusiapkan dipojokan sana.
meskipun kenyataannya hati ini tak tersimpan, tapi cinta ini masih erat tersimpan.
UNTUKMU DAN BUKAN UNTUK SIAPAPUN;)))))))