Selasa, 20 Januari 2015

Untuk Sang Maha Cinta

Kesabaranku menggunung, aku bukan makhluk satuan yang tidak mengggunakan daya ingat untuk menyertakan nalar disetiap jalanku bertindahk. Ini juga bukan lagi hal yang teramat penting, bukan reka yang dibuat-buat berdasarkan nama dan tanggal lahir dalam kalender jawa.

Ini bukan yang kali pertama, namun juga bukan kedua maupun ketiga. Bahkan untuk kata lain yang memiliki arti lain bukanlah penyebab utama. hanya satu kata yang dipermainkan secara paksa, diulang-ulang karena tak lagi ada kata lain.

Jika semua cerita dapat segera kuenyahkan, dengan penalaran tidak serupa yang kulakukan. Kau akan menjadi yang paling salah. Entah, "Kau" yang mengggantung atau "Kau" yang digantung. sebenarnya aku tidak peduli. Ini caraku menyembunyikan lagi kata-kata lain yang kau balas dengan kata baru. Ingat, bukan kata yang dienyahkan lalu didaur ulang. Tidak begitu.

Saatnya tiba, ketika aku sudah sampai diujung. Atau kakiku tidak lagi menapak bahkan mengengggam saja tak mampu, bukan sebagai pelarian aku datang. karena aku tahu siapa pemilik cinta sesungguhnya. Bukan dia atau dia dan dia yang diciptakan. Tapi, Dia yang menciptakan.

Sajak ini belum selesai, akan ada lagi kelanjutan dimana bukan episode atau part session yang dipertegas. Tunggu saja, aku tidak bodoh. karena aku tahu bagaimana seharusnya aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar